Selamat datang di Kawasan Penyair Malaysia. Terima kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 24 April 2011

Rosmiaty Shaari


Rosmiaty Shaari lahir pada 25 Mei 1961 di Teluk Intan, Perak, Malaysia. Mendapat pendidikan hingga memperolehi Sijil Tinggi Persekolahan. Mengikuti Pengjian Seni Kreatif di Universiti Sains Malaysia tahun 1983/84. Pernah menjadi Editor di Teks Publishing/Singamal Publishing (1985-1989), Editor di Marwilis Publisher (1990-1994), Free Lance Editor bagi Flo Enterprise, Penerbit Karyawan, Penerbit S. Abdul Majeed dan Penerbitan Murni hingga kini.

Antara karya yang telah diterbitkan ialah antologi cerpen persendirian 'Malam Seribu Malam' (Teks Publishing,1988), antologi cerpen bersama 'Mannequin' (Kerajaan Negeri Selangor, 1986', kumpulan puisi bersama 'Temoh Tasik Kenangan' (Karyawan Perak, 2010), kumpulan puisi bersama 'Kampung Bandar Dalam' (2010), kumpulan puisi bersama 'KEMALA - Meditasi Dampak 70' (Insandi, 2011). Karya-karya beliau turut dimuatkan di majalah Dewan Sastera, Dewan Pelajar, Jelita, akhbar Minggun Malaysia, Berita Minggu, Siasah dan lain-lain. Kini sedang menyiapkan kumpulan puisi perseorangannya berjudul 'Sekecil Zarah'.


Hikayat Sebuah Mimpi

dia mengecil dalam kelodak zarah
terapungapung antara debu yang menyapu mimpi
minda yang semakin terbelenggu
membengkak ditikam lok tujuh kerisnya sendiri
yang disepuh racun ular kepala tujuh -

terbangnya bersayap emas
menjalarnya senyap menyusur akar beringin
nafasnya desis boragas
bisanya tak menyatu urat dengan darah
seksanya tidak membunuh riwayat
hidupnya tidak berlandaskan adat
ia bersembunyi di lembah keramat

meskipun perit mengusung riwayat
bermusim-musim mengumpul hikayat
yang tersimpan dicari
yang terbenam digali
dia belum juga mati
meski gendang perang berbunyi
dan perang pun berhenti

bila celik matanya
hukum syarak teguh berdiri
bersendikan tiang adat
dia kembali mentafsir mimpi....

23/03/2011
melaka


Nyanyi Burung Sintar

(buat adik Saiful Syazani, yang telah pergi...)

angin pagi tiba-tiba berhenti
mendengar nyanyi sintar
mengais kelopak tanah basah
wanginya, aduhai...
bangkit nafasku antara sayu dan kecundang
tanah merah ini belum kering
meski hijau anak rumput mulai merecup
tak henti bertasbih, subhanallah...
gugur kemboja putih
antara flamboyant merah berdarah
tanah yang masih basah
engkau di situ
didakap sunyi
sesekali terdengar alun getar surah
sayup-sayup cahaya berkaca
dan nyanyi burung sintar
yang tak pernah letih
menemanimu tak jemu zikir....

14042011
melaka

Selasa, 19 April 2011

Dewi Penyair


Dewi dengan nama pena Dewi Penyair
Aktif menulis puisi sejak tahun 1996. Karya-karyanya telah diterbitkan dalam antologi puisi: "Dewi Penghitung Bintang" (1997) , "Tetesan Sunyi Sang Bulan" (1998), "Coretan Embun Pagi" (2002), "Tangis dan Doa Setetes Darah" (2004), "Hawa"(2008).





RITMA JANTUNG KALI INI

ritma jantung kali ini mencepat lebih dari biasanya
saat engkau bicara rasa yang riuh gemuruh dalam dada
menjadikan malam-malam tak mampu didera kantuk
seolah bertalu-talu saat mau bertemu

kata hati menjelma jadi nada-nada tidak biasanya
mimpi dan igauan terus cerita tentang semuamu
duhai engkau
sungguh merimbun rasa ini
membangkitkan segala aroma yang membuatku
mabuk!

( StDay,12 March 2011 )


SEMOGA SELAMANYA AKU

ingatan siang malammu
semoga selamanya aku

demikian aku mau
engkau hidup untuk satu wajah
tiada berpaling

( Maitri, 29 January 2011 )


RINDU HANGAT BIBIRMU

rindu hangat peluk
yang menjadikan malam serupa sorga
bertabur cahaya bintang dan suara senyap malam
seolah berdua saja yang bernyawa

kita bicara tanpa bahasa
habiskan cerita dalam gerak
seperti keindahan malam kota
yang tak cukup terkata dengan kata-kata
dari hangat bibirmu

( CanangaRegency, 29 Desember 2010 )